Assalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh,
Sebelumnya saya mohon maaf apabila dalam penulisan terdapat kata yang kurang pas atau kurang berkenan di hati pembaca sekalian. Ada baiknya saya sedikit mengulas tentang diri saya.
Dilahirkan 46 tahun 6 bulan silam di Jakarta, Alhamdulillah dalam keadaan sehat. Seiring berjalannya waktu, tepatnya 18 Juli 2007 saya mengalami kecelakaan dan berakhir “amputasi kaki kanan atas lutut”. Alhamdulillah kaki kiri patah namun bisa sembuh dengan operasi pemasangan pen. Demikian sedikit gambaran singkat tentang saya.
Dengan seorang istri dan 2 anak, setelah tragedi yang seperti saya sebut di atas, pundi ekonomi lambat laun menurun, cobaan pun silih berganti.
“PUTUS ASA???” Setelah kecelakaan dan kemudian cobaan datang bertubi-tubi, jujur saya akui “YA”. Sebagai manusia umumnya, saya kira wajar. Bagaimana dengan anda???
“PUTUS ASA BERKEPANJANGAN???” Nah yang ini "JANGAN”…. kalo ini terjadi bisa berbahaya, bisa stres berat (iso edan, kalo jawanya mah).
ﻟَﺎ ﻳُﻜَﻠِّﻒُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻧَﻔْﺴًﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﻭُﺳْﻌَﻬَﺎ ۚ ﻟَﻬَﺎ ﻣَﺎ ﻛَﺴَﺒَﺖْ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﻣَﺎ
ﺍﻛْﺘَﺴَﺒَﺖْ ۗ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻟَﺎ ﺗُﺆَﺍﺧِﺬْﻧَﺎ ﺇِﻥْ ﻧَﺴِﻴﻨَﺎ ﺃَﻭْ ﺃَﺧْﻄَﺄْﻧَﺎ ۚ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﻟَﺎ
ﺗَﺤْﻤِﻞْ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ﺇِﺻْﺮًﺍ ﻛَﻤَﺎ ﺣَﻤَﻠْﺘَﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻨَﺎ ۚ ﺭَﺑَّﻨَﺎ
ﻭَﻟَﺎ ﺗُﺤَﻤِّﻠْﻨَﺎ ﻣَﺎ ﻟَﺎ ﻃَﺎﻗَﺔَ ﻟَﻨَﺎ ﺑِﻪِ ۖ ﻭَﺍﻋْﻒُ ﻋَﻨَّﺎ ﻭَﺍﻏْﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ
ﻭَﺍﺭْﺣَﻤْﻨَﺎ ۚ ﺃَﻧْﺖَ ﻣَﻮْﻟَﺎﻧَﺎ ﻓَﺎﻧْﺼُﺮْﻧَﺎ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻘَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻜَﺎﻓِﺮِﻳﻦَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. (QS. Al Baqarah : 286).
Ini yang menjadi pedoman saya untuk bangkit, meniti hari membangun asa. Pelan tapi pasti ("Alon-alon waton kelakon”) saya mulai bangkit. SERVICE KOMPOR GAS, itu usaha yang saya
tekuni. Saya terus belajar dan mencoba
memperbaiki mesin cuci tetangga, lambat laun akhirnya saya menerima SERVICE MESIN CUCI.
Saya juga beranikan diri menerima pembuatan "Kompor gas serabi rakitan”. Mulai dari belanja material untuk kompor, cutting, welding, asembling, painting, finishing, saya kerjakan semampunya. Alhamdulillah, alhasil kompor gas serabi rakitan yang saya buat selesai saya kerjakan dan diterima pemesan dengan rasa puas tanpa komplain.
Dengan kondisi Difabel memang sulit melakukan pekerjaan / usaha, tapi yakinlah bahwa kita bisa. Kondisikan usaha yang akan kita jalani, optimis
untuk melakukan usaha itu walau memang terkadang sulit untuk memulainya.
Kecil memang usaha yang saya geluti, tetapi paling tidak saya sudah “Membangun asa”.
Suatu saat saya yakin akan menjadi besar, besar yang relatif menurut penilaian orang. Saya yakin usaha yang kecil bila dikelola dengan baik akan menjadi besar, seperti peribahasa
“Dikit-dikit lama-lama akan menjadi bukit”.
Saya tidak akan menyerah begitu saja, Difabel itu kondisi raga, tapi jangan jiwa ini ikut menjadi difabel.
Bagaimana saya sebelum kecelakaan??? Padahal usaha yang saya geluti sekarang ini akan mempunyai prospek yang baik kalau dilakukan pada saat itu.
Kenapa…..???
Mengapa….???
Mari kita cari jawabannya dengan pola pikir kita masing-masing.
Bagaimana dengan istilah “Penyandang cacat”, "Disabel”, “Difabel”…..??? Yang tak jarang menjadi perdebatan di dunia maya. Bagi saya pribadi “no problem” apapun istilahnya, bagaimanapun indah istilah itu tak akan merubah saya menjadi mandiri kalau saya hanya berdiam diri tanpa reaksi.
Seperti bunyi peribahasa, “Tiada gading yang tak retak”, demikian pula dengan saya yang tak luput dari kesalahan. Mohon maaf kiranya apabila ada kesalahan dalam menulis hingga kurang berkenan di hati anda.
Akhirulsalam, Wassalamualaikum Warohmatulohi Wabarokatuh.